Rabu, 15 Juni 2016

Akau Potong Lembu

Dari judulnya mungkin kalian mengira ini tempat menjual daging lembu ya? Wahh, kalian salah besar loh hehe, kata “potong” maksudnya dalam bahasa di daerahku adalah jalan potong atau jalan pintas. Nah nama tempat makan ini di ambil dari nama jalannya. Biasanya jika ku ingin ke kesini, ku melewati jalan bakar batu kemudian masuk kedaerah jalan tambak barulah bisa sampai disini. Nama jalan di daerahku unik sekali ya hehe.
Terus banyak gak kuliner yang enak disana?
Wah tentu banyak sekali dong, sebagai Ibu kota Provinsi, Tanjungpinang telah menarik berbagai macam etnis untuk tinggal dan memperkaya ragam kuliner di Tanjungpinang. Selain etnis Melayu, juga ada etnis Jawa, Sunda, Batak, Minang dan etnis lainnya, semua bersatu dikota Gurindam negeri Pantun ini. Wow udah kebayang dong disini ada makanan apa aja?? Hmm belum yahh, okey yuk kita cus intip ada apa ajasih disni??
Nah, kalo kita udah sampai disini, kita cari tempat dulu buat duduk, akau ini tempatnya terbuka banget. Bukanya dari sore sampe malem, kalo bukanya siang wah kebayang dong gimana panasnya hehe. Terus klo udah dapet tempat duduk, siap siap deh kamuu di kerumunin penjual tapi kayanya sekarang kita deh yang langsung ke tempat mau pesen makanan. Jadi posisi kita makan itu di dalem atau tengah, yang jualan itu di pinggiran dan ngelilingin kita. Kebayang gak? Harus kebayang lah hehe.akau
Nah, di atas itu foto temen ku lagi nongkrong disana. Akau ini emang pas banget buat nongkrong bareng temen,makan bareng keluarga, buat pacaran juga enak kok hahha. Harganya worth it banget kok. Oh iya kebiasaan orang di daerahku itu ngopi. Jd tempat ini juga cocok buat ngopi. Makanan yang wajib di coba kalo kesini itu adalah Ekang-ekang, Mie Miskin,Gonggong,dan otak-otak. Masih banyak lagi makanan yang ada disana,kamu tinggal pilih aja. Oh iya karna disini yang jualan juga ada masyarakat tiongha, kamu jangan khawatir takut makanan tidak halal, orang orang disana baik loh, sebelum kamu mesen,dia pasti ngasih tau kamu dulu kalau makanan yang dijualnya mengandung makanan yang tidak halal bagi kita.Soalnya aku pernah ngalamin hehe. Ada sate,ada nasi goreng,ketoprak,indomie dan masih banyak lagi. Penasaran gak bentuknya gimana? Pantau terus laporan saya di blog kesayagangan ini…hehe

Gonggong

Tanjungpinang - Berwisata ke Kepulauan Riau, sempatkan sejenak mencicipi kuliner khasnya yang punya nama unik, Gonggong. Gonggong ini adalah seafood sejenis keong laut yang konon bisa menambah gairah seksual orang yang memakannya.


Sebagai penyuka kuliner, saya tak menolak saat ditawari mencoba Gonggong saat melakukan media trip bersama Pelni ke Tanjungpinang naik KM Bukit Raya beberapa waktu lalu. Awalnya seorang teman yang merupakan travel blogger yang membisiki kami soal Gonggong itu.

"Konon oleh masyarakat di sini, Gonggong dipercaya bisa meningkatkan gairah alias obat kuat," kata dia.

Ketika singgah di restoran seafood, kami pun tak berpikir dua kali untuk memasukkan nama Gonggong dalam daftar pesanan. Tak lama, sepiring seafood yang sekilas terlihat seperti keong disuguhkan di piring di atas meja.

Penampilannya terlihat tidak terlalu istimewa. Keong-keong itu hanya direbus dan disajikan saat masih hangat.Tidak tampak bumbu atau warna yang bisa menambahkan selera.

Tapi tangan kami tak sabar mencomot satu keong laut. Sang teman yang blogger ternama itu memperagakan cara menyantapnya dengan menggunakan tusuk gigi untuk menarik dagingnya keluar.

Bagian kaki keong yang sudah terlihat bisa langsung ditarik dari cangkang. Daging gonggong yang putih dan kenyal akan terikut. Pisahkan selaput dari dagingnya dan tinggal cocol daging gonggong ke dalam sambal. Nyam nyam!

Rasanya Gonggong ini berbeda dengan kerang. Dia lebih mirip seperti cumi yang kenyal. Nah, yang bikin Gonggong lezat adalah sambalnya. Lazimnya Gonggong disajikan sebagai pendamping hidangan utama.

Di Kepulauan Riau terutama di Tanjung Pinang, makanan khas ini sangat mudah ditemukan di rumah makan yang menyajikan seafood. Konon dulu, daerah Kepulauan Anambas Gonggong sangat melimpah. Namun belakangan, masyarakat setempat jarang menangkap seafood ini karena produksinya sudah mulai berkurang.

Hmm, sayang sekali. Sebelum benar-benar sulit ditemukan, tak salah kan untuk datang ke Kepri dan menyempatkan mencicipi penganan ini. Nyamm!